HONG KONG – Demonstrasi berujung rusuh kian memanas di Hong Kong memaksa ratusan mahasiswa asing meninggalkan kota tersebut. Mereka pulang ke negara asalnya.
CELEBES TOP NEWS – Mahasiswa asing termasuk mahasiswa asal Tiongkok daratan mengevakuasi diri setelah beberapa universitas di Hong Kong telah menjadi medan pertempuran antara demonstran dan aparat polisi.
Beberapa mahasiswa negara-negara Nordik di Hong Kong Baptist University, dievakuasi setelah demonstran anti-pemerintah menduduki halaman kampusnya. Sementara itu, Technical University of Denmark (DTU) mendesak 36 mahasiswanya di Hong Kong untuk pulang ke tanah airnya.
Seorang mahasiswa asing di Hong Kong, Elina Neverdal Hjoennevaag mengatakan kepada penyiar Norwegia NRK bahwa mereka dikirim ke hotel pada Rabu (13/11/2019) kemarin. Elina menyebut ia dan beberapa mahasiswa program pertukaran pelajar lainnya diperintahkan untuk berkemas dan segera pergi.
“Saya tidak benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. Saya harus berkemas. Orang-orang berjalan keluar dengan koper mereka. Banyak yang menangis,” ungkap Elina, Jumat (15/11/2019).
Terkait ini, Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan di situs daringnya bahwa mahasiswa harus terus mengevaluasi keselamatan kampus jika pengajaran terganggu karena aksi demonstrasi. Rektor Technical University of Denmark, Anders Overgaard Bjarklev, mengatakan keputusan untuk memindahkan mahasiswanya datang setelah beberapa kerusuhan mulai bergeser ke kampus-kampus.
“Beberapa mahasiswa kami terpaksa untuk pindah dari asrama mereka karena terbakar,” ujar Anders.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan polisi dan demonstran untuk menahan diri dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan.
“Sangat penting bahwa polisi menanggapi secara proporsional terhadap aksi protes,” terang Payne dalam sebuah pernyataan.
Selasa (12/11/2019) lalu, aparat polisi merangsek masuk ke the Chinese University of Hong Kong dan memicu bentrokan dengan kekerasan. Universitas tetap dibarikade oleh demonstran dengan konblok dan batu bata di berbagai pintu kampus pada Kamis (14/11/2019). Para pengunjuk rasa juga menduduki sebuah jembatan yang mengarah ke kampus.
Polisi menuduh universitas sebagai basis produksi bom molotov dan tempat perlindungan bagi para demonstran dan penjahat. Polisi menembakkan lebih dari 1.500 putaran gas air mata dan lebih dari 1.300 peluru karet kepada para demonstran. [Celebestopnews.com]
Reporter: The Guardian
Editor: Galuh Fauzi