LA PAZ – Seorang sopir taksi di Bolivia, Carlos Lara, menghabiskan tiga malam tidur di mobilnya di sebuah stasiun pengisian bahan bakar, berharap pasokan gas yang ditahan oleh para pendukung mantan presiden Evo Morales segera berakhir.
CELEBES TOP NEWS – “Tidak ada gas, tidak ada pekerjaan,” kata Lara, 72, Minggu (18/11/2019), ketika para pendukung Morales terus memblokade jalan menuju La Paz ke sebuah kilang di timur.
Dia telah menunggu di mobilnya sejak pukul 07.00 pada Kamis, dan mengisi waktu hanya dengan mendengarkan radio atau mengobrol dengan rekan-rekan sopir. Mereka juga sedang menunggu truk pengangkut gas sehingga dapat kembali bekerja.
“Mereka memberi tahu kami gas akan tiba ‘mungkin besok,’ dan hari berikutnya mengatakan yang sama ‘mungkin besok’ lagi. Dan situasi inilah yang kita hadapi sekarang,” kata Lara, menunjuk beberapa lusin mobil yang sejalan dengannya.
Pemandangan sama terjadi hampir di setiap pompa bensin di La Paz, ibukota administrasi Bolivia dan titik nol dari krisis politik yang panas.
Di Mercado Rodriguez, pasar terbuka, seorang pedagang yang hanya menyebut namanya Maria dan menjual adas, lada, dan rempah-rempah lainnya. Menurutnya, ia sepakat dengan penilaian sepatutnya tokoh oposisi Jeanine Anez, yang mendeklrasikan diri sebagai presiden, tidak perlu mengerahkan tentara dan polisi ke jalan-jalan.
“Ada banyak korban jiwa. Sembilan orang terbunuh di Cochabamba!” dia berteriak. “Saya memahami tuntutan para demonstran yang sedang melakukan blokade.” Maria mengaku dia belum menaikkan harganya meskipun krisis.
“Dan saya tidak akan melakukannya, karena ada orang yang lebih miskin daripada saya,” kata Maria.
Tidak semua orang di pasar begitu optimistis dalam memahami krisis yang sedang melilit negara.
Gualberto Albornoz, sedang mengunyah pisang, mengeluhkan harga kebutuhan pokok yang merangkak naik.
Di pasar, sayuran, buah-buahan, dan rempah-rempah masih tersedia, tetapi daging menjadi langka.
Satu-satunya tukang daging yang berjualan adalah seorang wanita bernama Francisca. Semua kompetitornya tutup tiga hari lalu karena tidak ada yang dijual.
“Saya menemukan daging di pasar gelap. Saya tidak mau mempersoalkan dari mana asalnya karena saya membutuhkannya dan hanya itu,” ujarnya.
Untuk mengurangi kekurangan di La Paz, pemerintah telah menerbangkan 35 ton daging dari Bolivia tengah. Kepala staf kepresidenan Jerjes Justiniano berjanji untuk mengirim 25 ton ayam selama beberapa hari ke depan. [Celebestopnews.com]
Reporter: AFP
Editor: Galuh Fauzi