JAKARTA, Tamat SMA di Bandung 1954 Habibie melanjutkan pendidikannya dengan mendaftar ke ITB (Institute Teknologi Bandung).
CELEBES TOP NEWS – Presiden Soekarno menggagas mengirimkan beberapa anak muda Indonesia untuk menyerap teknologi diseluruh dunia guna memajukan bidang kedirgantaraan dan kemaritiman Indonesia
Habibie kemudian mendapatkan beasiswa dari kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk studi di jerman.
Baca Juga: Selamat Jalan Bapak Demokrasi dan Teknokrat Indonesia
BJ Habibie adalah salah satu anak muda potensial yang terpilih mengikuti program beasiswa yang dicanangkan Presiden Soekarno di gelombang kedua
BJ Habibie muda mengerti arti pentingnya kedirgantaraan dan penerbangan bagi Indonesia. Untuk itu ia melanjutkan studinya di Jerman dan memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi kontruksi pesawat terbang.
Adalah Rhein Westfalen Aachen Technische kampus pilihan Habibie muda Hochschule(RWTH).
Baca Juga: PM Mahathir Sampaikan Duka Cita Meninggalnya BJ Habibie
Berpulangnya Presiden RI ke-3 pemilik lebih dari 45 hak paten dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diakui dunia ini juga meninggalkan karya-karya besar yang digunakan dalam Industri penerbangan dunia.
Salah satu penemuan yang paling fenomenal adalah Teori Keretakan atau Crack.
Teori ini juga dikenal dengan nama Faktor Habibie.
Teori Crack adalah satu di antara banyak karya Habibie di bidang teknologi auronautika yang dipakai oleh dunia penerbangan hingga sekarang.
Baca Juga: Makam BJ Habibie Disamping Belahan Jiwanya Ainun Habibie
Teori Crack ditemukan oleh Habibie pada 1960-an, ketika teknologi pesawat terbang belum secanggih sekarang.
Banyaknya kecelakaan pesawat terbang akibat kelelahan atau fatique pada badan pesawat kala itu yang kemudian melatar belakangi penemuan ini.
Dalam teorinya menyatakan titik rawan kelelahan pada bodi pesawat bisa terjadi pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang, atau antara sayap dan dudukan mesin pesawat.
Baca Juga: Prosesi Pemakaman BJ Habibie Polda Metro Jaya Turunkan 600 Personel
Bagian inilah yang secara terus-menerus mengalami guncangan keras, baik ketika sedang take off maupun landing.
Ketika pesawat melakukan take off, sambungannya akan menerima tekanan udara atau uplift yang besar. Bagian ini juga yang akan menanggung hempasan tubuh pesawat ketika melakukan landing dan menyentuh landasan dan itu adalah awal dari keretakan (crack).
Semakin lama keretakan itu dapat berakibat fatal, karena sayap pesawat bisa patah tanpa diduga. Hal ini dapat menyebabkan potensi fatique semakin besar. Yang berdampak berkurangnya bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar sampai 10 persen dari bobot pesawat yang sebenarnya.
Baca Juga: Kenang Habibie Warga Parepare Nyalakan Lilin di Monumen Cinta Habibie Ainun
Habibie Crack atau Faktor Habibie kemudian digunakan dalam pengembangan teknologi industri penerbangan dalam penggabungan bagian per bagian pada kerangka pesawat.
Hal itu membuat badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara ketika pesawat melakukan take off.
Rumus temuan BJ Habibie ini ia namakan “Faktor Habibie”. Rumus temuan Habibie ini dapat menghitung crack progression sampai skala atom material kontruksi pesawat terbang. Sehingga Habibie dijuluki “Mr. Crack”.
Baca Juga: PM Australia Scott Morrison Berbela Sungkawa atas Meninggalnya BJ Habibie
Kejeniusan Habibie mengantarkannya menjadi penemu faktor Habibie yang diakui dunia. Habibie diakui lembaga International diantaranya: Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).[Celebestopnews.com]
Reporter: Berbagai Sumber
Editor: Achmad