PADANG – Alfian, seorang warga Padang, terkejut saat mengambil air wudhu hendak shalat Subuh. Airnya terasa sangat dingin, tidak seperti biasanya.
CELEBES TOP NEWS – “Ini rasanya seperti di pegunungan, dingin dan jarang terjadi di Padang suhu udara sedingin ini,” ungkap pegawai negeri Pemkot Padang, Sumatera Barat ini, Selasa (17/9/2019).
Alfian yang genap berusia 36 tahun di akhir September ini mengaku, baru merasakan dalam beberapa hari ini malam lebih dingin daripada biasanya. Padahal saat ini puncak-puncaknya panas di musim kemarau.
Soal ini menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau Yudha Nugraha seperti dilansir LKBN Antara mengatakan, suhu udara pagi di Padang sekarang bisa sampai 18 derajat Celcius, lebih rendah ketimbang rata-rata suhu udara kota 22,7 derajat Celcius.
“Fenomena suhu udara dingin ini memang lumrah terjadi pada saat musim kemarau, karena pada saat kemarau tidak ada awan yang terbentuk di atmosfer, sehingga permukaan bumi mampu melepas radiasi gelombang panjang ke atmosfer,” kata Yudha.
Ia menjelaskan, saat musim kemarau kelembaban udara cenderung rendah sehingga tidak ada cukup uap air di udara untuk menahan panas di bumi, membuat suhu udara pada malam hari menurun.
“Kami melihat hal ini juga dipengaruhi dengan adanya kabut asap, karena pada saat terjadi kabut asap radiasi matahari tidak dapat masuk ke permukaan bumi,” kata dia.
Ia memperkirakan, kalau kabut asap mulai berkurang dua sampai tiga hari mendatang suhu udara akan kembali normal antara 21 sampai 22 derajat Celcius. [celebestopnews.com]
Reporter : Heri
Editor: Galuh Fauzi